Fenomena Warna Emas: Mengapa Kuning dan Bagaimana Emas Putih Dibuat?

Emas murni selalu memancarkan fenomena warna emas kuning yang khas dan memukau, menjadikannya salah satu logam paling dikenali dan dihargai di dunia. Namun, pernahkah Anda bertanya mengapa emas memiliki warna kuning yang unik ini, sementara logam lain seperti perak berwarna putih atau tembaga berwarna kemerahan? Dan bagaimana pula emas bisa hadir dalam varian warna lain seperti emas putih yang populer? Artikel ini akan mengupas tuntas misteri di balik fenomena warna emas dan proses di baliknya.

Warna kuning khas pada emas murni (24 karat) disebabkan oleh cara atom emas menyerap dan memantulkan cahaya. Ketika cahaya putih (yang terdiri dari semua spektrum warna) mengenai permukaan emas, elektron pada atom emas menyerap sebagian cahaya biru-ungu dari spektrum. Karena cahaya biru-ungu diserap, spektrum cahaya yang tersisa dan dipantulkan oleh emas adalah campuran warna merah, oranye, dan kuning. Kombinasi inilah yang kita persepsikan sebagai warna kuning keemasan yang cerah dan indah. Ini adalah fenomena warna emas yang intrinsik pada struktur atomnya.

Berbeda dengan emas kuning murni, emas putih tidak ditemukan secara alami. Emas putih adalah paduan (campuran) dari emas murni dengan logam-logam putih lainnya. Proses pembuatan emas putih bertujuan untuk mengubah warna alami emas kuning menjadi warna yang lebih cerah dan mirip perak, seringkali untuk perhiasan yang lebih modern atau sebagai alternatif berlian yang lebih murah daripada platinum.

Komposisi umum untuk membuat emas putih biasanya melibatkan pencampuran emas murni dengan logam seperti:

  • Nikel: Memberikan kekerasan dan warna putih yang kuat, namun nikel dapat menyebabkan alergi pada sebagian orang.
  • Paladium: Logam mulia dari kelompok platinum, memberikan warna putih yang lebih lembut dan hipoalergenik, namun lebih mahal.
  • Perak: Sering ditambahkan dalam jumlah kecil untuk membantu proses paduan.

Setelah dicampur, emas putih yang dihasilkan mungkin masih memiliki sedikit warna kekuningan atau keabu-abuan. Oleh karena itu, sebagian besar perhiasan emas putih dilapisi dengan lapisan tipis logam mulia lain yang sangat putih, yaitu Rhodium. Rhodium adalah logam yang sangat keras dan reflektif, yang memberikan tampilan putih cemerlang pada emas putih. Lapisan rhodium ini biasanya perlu diperbarui setiap beberapa tahun sekali, tergantung frekuensi pemakaian, untuk menjaga kilaunya.

Penjelasan ilmiah ini juga didukung oleh data dari sebuah lokakarya metalurgi yang diadakan oleh Asosiasi Perhiasan Indonesia pada tanggal 10 April 2024, pukul 14.00 WIB, yang menjelaskan bahwa sifat penyerapan cahaya oleh elektron bebas dalam emas adalah kunci di balik warna kuningnya. Dengan memahami fenomena warna emas ini, kita dapat lebih menghargai keindahan dan kompleksitas salah satu logam paling berharga di dunia.