Jejak Sejarah: Menggali Kisah Kejayaan Tambang Emas Tua di Kalimantan dan Sumatera

Indonesia, dengan kekayaan sumber daya alamnya, menyimpan Jejak Sejarah panjang mengenai kejayaan tambang, khususnya emas, di pulau Kalimantan-Sumatera. Aktivitas penambangan ini tidak hanya mencerminkan kekayaan geologis, tetapi juga menjadi fondasi ekonomi kerajaan-kerajaan kuno. Kisah-kisah tentang emas telah menarik pedagang dan penjelajah asing sejak berabad-abad lalu.

Di Sumatera, Jejak Sejarah emas terkait erat dengan Kerajaan Sriwijaya dan Melayu. Wilayah Minangkabau, yang dikenal sebagai Suvarnabhumi atau ‘Pulau Emas’, menjadi pusat penambangan emas aluvial. Eksplorasi tambang emas tua di sini sudah berlangsung sejak abad ke-7. Emas menjadi komoditas dagang utama, mendukung kemakmuran dan pengaruh Sriwijaya di jalur perdagangan laut.

Beralih ke Kalimantan, kejayaan tambang emas di sana terkonsentrasi di bagian barat, khususnya sekitar Mandor dan Sambas. Sejak abad ke-18, imigran Tiongkok berdatangan untuk mengelola tambang emas tua skala besar melalui sistem kongsi. Aktivitas ini menciptakan komunitas pertambangan yang terorganisir dengan baik, menghasilkan emas yang luar biasa banyaknya.

Tambang emas tua di Kalimantan-Sumatera pada masa kolonial Belanda mengalami modernisasi. Meskipun dilakukan dengan teknologi yang lebih canggih, kejayaan tambang ini kerap meninggalkan konflik sosial dan lingkungan. Belanda berusaha menguasai penuh produksi emas, yang sebelumnya dikuasai oleh kongsi Tiongkok di Kalimantan dan masyarakat lokal di Sumatera, memicu perlawanan.

Jejak Sejarah menunjukkan bahwa lokasi-lokasi penemuan tambang emas tua umumnya berada di daerah aliran sungai dan perbukitan yang kaya mineral. Di Sumatera, wilayah Jambi, Riau, dan Bengkulu menjadi saksi bisu, sementara di Kalimantan, area sekitar Pegunungan Meratus dan Kapuas menjadi sentra utama. Lokasi-lokasi ini kini masih menjadi pusat penambangan rakyat.

Meskipun kejayaan tambang masa lalu kini sebagian besar hanya berupa reruntuhan atau lubang bekas galian, dampaknya terhadap budaya dan arsitektur lokal masih terasa. Kesenian, pakaian adat, dan perhiasan di wilayah Kalimantan-Sumatera seringkali menampilkan kemewahan yang terinspirasi dari kekayaan emas yang melimpah pada masa lampau.

Jejak Sejarah penambangan emas ini juga menjadi pelajaran penting mengenai manajemen sumber daya alam. Di satu sisi memberikan kemakmuran, namun di sisi lain menimbulkan isu lingkungan. Penting untuk meninjau kembali bagaimana eksploitasi tambang emas tua dapat dilakukan secara bertanggung jawab di masa kini, terutama oleh penambang skala kecil.