Penambangan deposit primer emas merupakan salah satu operasi pertambangan paling kompleks dan menantang di dunia. Emas dalam deposit ini ditemukan terperangkap dalam batuan keras jauh di bawah permukaan bumi, seringkali dalam urat kuarsa atau formasi geologis lainnya. Proses ekstraksi dari sumber primer ini jauh lebih rumit dibandingkan penambangan emas aluvial, yang hanya mengandalkan endapan permukaan. Tantangan utama melibatkan kondisi geologi yang ekstrem, tekanan tinggi, suhu panas, dan risiko keselamatan yang signifikan. Sebuah laporan dari Badan Geologi Nasional pada 15 Mei 2025, menyebutkan bahwa sekitar 70% produksi emas dunia berasal dari penambangan deposit primer.
Salah satu tantangan terbesar dalam penambangan deposit primer adalah aksesibilitas. Emas berada di kedalaman yang bervariasi, membutuhkan pembangunan terowongan atau lubang tambang yang sangat dalam dan luas. Ini bukan hanya masalah teknis, tetapi juga finansial, karena investasi awal yang dibutuhkan sangat besar. Sebagai contoh, di salah satu tambang emas bawah tanah terbesar di Kalimantan Timur, proses pengeboran untuk mencapai urat emas utama memakan waktu lebih dari lima tahun dan melibatkan miliaran dolar AS dalam investasi infrastruktur. Data ini didasarkan pada tinjauan proyek yang diselenggarakan oleh perusahaan pertambangan multinasional pada 20 Juni 2025.
Selain akses, kondisi lingkungan di bawah tanah juga menghadirkan tantangan signifikan. Suhu dapat mencapai tingkat yang sangat tinggi, ventilasi harus diatur secara ketat untuk memastikan pasokan udara bersih, dan risiko ledakan gas atau runtuhan tanah selalu membayangi. Keselamatan pekerja menjadi prioritas utama. Pada seminar keselamatan pertambangan yang diadakan di Balikpapan pada 8 April 2025, perwakilan dari Kepolisian setempat dan Dinas Pertambangan menekankan perlunya standar operasional yang ketat dan penggunaan teknologi canggih untuk meminimalkan risiko.
Meski demikian, potensi keuntungan dari penambangan deposit primer seringkali sebanding dengan risikonya. Konsentrasi emas dalam deposit ini bisa jauh lebih tinggi daripada di permukaan, menjadikan upaya ekstraksi layak secara ekonomi. Kemajuan teknologi dalam metode pengeboran, sistem ventilasi, dan otomasi telah membantu meningkatkan efisiensi dan keselamatan. Namun, tetap saja, upaya untuk mengeluarkan “harta karun” ini dari dalam perut bumi akan selalu menjadi pertarungan melawan alam dan menuntut dedikasi serta inovasi tanpa henti.